PUPUK HAYATI RioGEN Inovasi Bidang Pertanian Karya Putera Bangsa ------ Terdaftar DEPTAN HAYATI NO. 03.02.2015.019 --------- RioGEN Dari Merapi Untuk Petani

Jumat, 08 April 2016

Dengan Pupuk Hayati Riogen, Hasil 2 Kali Lipat

Dengan Pupuk Hayati Riogen, Hasil 2 Kali Lipat Panen Perdana Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

CILACAP- Pilihan Kelompok Tani “Sido Rukun” Desa Gandrungmanis, Kecamatan Gandrungmangu Cilacap menggunakan pupuk hayati cair riogen bio fertilizer produk CV Multi Guna Magelang dalam masa tanam 1 (akhir tahun lalu awal 2016) dirasa sangat tepat.
Pupuk organik karya Agus Haryono itu digunakan dalam demplot uji coba di lahan 10 ha milik petani desa setempatyang merupakan program kerja sama antara Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap. Dan hasil panennya tidak mengecewakan.
Itu terbukti dari pelaksanaan panen perdana yang dilakukan oleh Bupati Cilacap, Kepala BI Perwakilan Purwokerto, Rektor Unsoed, Ketua DPRD Kabupaten Cilacap, Dandim 0703/Cilacap, Direktur CV Multi Guna dan Ketua Kelompok Tani Sido Rukun di sawah Desa Gandrungmanis, Kecamatan Gandrungmangu Cilacap, Selasa (22/3).
Ketua Kelompok Tani Sido Rukun Gandrungmanis, Suparno menuturkan untuk musim tanam kali ini dalam pengolahan tanah dibantu oleh Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto, guru besar Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto. Tanah di sini sangat labil, kering dan sudah kebanyakan urea.
Menurutnya, berkat bantuan dan pendampingan Totok serta ditopang pupuk hayati riogen, tanah yang semula tandus bisa teratasi. Kata dia, bagaimanapun juga pupuk tersebut bisa mengurai tanah, mengurangi urea, di akar padi bisa kuat, sangat cocok atau bersahabat di wilayah Cilacap.
“Dengan menggunakan pupuk hayati riogen produktivitasnya meningkat 100 persen. Selain hasil panen meningkat drastis, harga pupuk tergolong murah atau terjangkau bagi petani di sini,” tutur Suparno di sela panen perdana yang juga dihadiri anggota DPR RI Komisi VIII Ahmad Mustaqim dan Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikti) RI Ocky Karna Radjasa mewakili menteri serta para pejabat Pemkab Cilacap.
Suparno membeberkan, biasanya dengan menggunakan pupuk lain per hektare hasilnya rata-rata 4 ton dan maksimal 4,5 ton, sedangkan menggunakan pupuk hayati riogen ini bisa mencapai 10 ton bahkan bisa lebih.
“Karena ini sudah teruji dan terbukti hasilnya cukup menjanjikan, untuk masa tanam berikutnya kami akan tetap menggunakan pupuk hayati riogen. Kami juga tidak ragu-ragu menagajak petani lain di Cilacap untuk menggunakan pupuk ramah lingkungan itu,” katanya penuh bangga.
Totok menuturkan, dengan menggunakan pupuk hayati setidaknya bisa mengurangi pupuk kimia, bisa mengembalikan kesuburan tanah dan bisa meningkatakan produktivitas hasil panen. “Saya mengajak petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Dengan pupuk hayati, beras yang dihasilkan aromanya wangi, tahan lama dan lebih menyehatkan,” paparnya.

Masih menurut Totok, dalam demlot uji coba ini, setidaknya ada 3 lembaga yang terlibat. Yakni BI, Pemkab Cilacap dan Unsoed selaku penyedia alat teknologi serta kelompok tani itu sendiri. Untuk berikutnya di musim tanam kedua ini, akan menaman 10 hektare padi, 10 hektare kedelai dan 10 hektare lagi padi dengan teknologi salibu. Teknologi salibu ini adalah 10 hektare yang sudah dipanen ini, bonggol padi yang tumbuh anakan dikembangkan lagi dengan menggunakan pupuk hayati riogen.
“Keunggulan dari sistem ini, bisa menghemat pengolahan benih, tidak perlu pengolahan tanah lagi dan pembelian bibit. Ongkos produksinya bisa lebih berkurang dan diharapkan panennya lebih cepat 40 hari jika dibandingkan dengan tanam dari awal,” jelasnya.
Kepala Perwakilan BI Purwokerto Ramdan Deni Prakoso menjelaskan bukan hal mudah menggarap lahan kering sub optimal di Desa Gandrungmanis. Di sini, lahan hanya dapat ditanami padi satu tahun sekali. Sebab ketiadaan irigasi induk dan air dan hanya bergantung pada curah hujan. Di satu sisi, Bank Indonesia menargetkan produksi beras yang berkesinambungan dari daerah ini. Untuk itu, BI menggandeng tim peneliti dari Unsoed Purwokerto dan Pemkab Cilacap agar dapat menemukan solusi terbaik.
“Hasilnya, tim peneliti Unsoed mengaplikasikan penanaman padi gogo aromatik demplot 10 hektare menggunakan pupuk organik cair riogen dengan produksi di atas 10 ton per hektare pada musim tanam 1. Dilanjutkan penerapan teknologi salibu pada sisa musim tanam II. Saya berharap di sini bisa tanam 3 kali dalam setahun. Padi, padi dan ke-3 palawija,” harapnya.
Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemristekdikti, Ocky Rajasa mengatakan, bentuk-bentuk hasil pertanian ini sejalan dengan program Kemristekdikti. Pihaknya selalu mendorong para peneliti agar terus berani menghasilkan hasil-hasil penelitian dan menyebarluaskan secara lebih luas lagi. Apalagi bidang pertanian dan pangan adalah salah satu prioritas negara. “Mudah-mudahan apa yang dirintis ini dapat dipertahankan. Harapannya adalah kalau nanti padi gogo aromatik ini terus dikembangkan, akan menjadi salah satu varietas unggul untuk mencapai kedaulatan pangan,” ucapnya.
Sementara itu Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, Cilacap merupakan salah satu yang berhasil melakukan swasembada beras meskipun secara nasional rankingnya belum yang terbaik. “Sekali lagi saya ingin mengajak semua elemen untuk membangun desa, diantaranya adalah menerapkan teknologi kepada para petani. Dengan panen padi ini, saya berharap selain memberikan keuntungan untuk petani tetapi juga dapat menyejahterakan masyarakat Cilacap secara luas,” tandas bupati.
Terpisah, Direktur CV Multi Guna Agus Haryono menuturnya pihaknya menuturkan, pupuk yang ia produksi sudah lolos uji laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB), juga sudah mendapat izin dari Menteri Pertanian (Mentan) RI. Kata Agus, untuk memastikan dan meyakinkan petani dia melakukan demlot di beberapa tempat, baik di Jawa dan luar Jawa.
“Rabu (16/3) lalu kita bersama Prof Totok Juga melakukan panen perdana demplot penggunaan pupuk organik riogen di lahan milik Wardi, di Dusun Pare, Desa Blondo, Mungkid, Kabupaten Magelang dan hari ini (kemarin, Red) kita panen di Gandrungmanis, Kecamatan Gandrungmangu Cilacap,” ujarnya. (san/lis/adv)
Sumber : http://www.radarkedu.com/cilacap/pupuk-hayati-riogen-hasil-2-kali-lipat/

3 komentar:

  1. Riogen memang mantap, anakan padi luar biasa namun tergantung kedalaman limpur dari masing-masing area tanam. saya telah mencoba riogen dengan jumlah anakan 76 itupun karena kekurangan air.

    BalasHapus